Monday, April 5, 2010

" Berdzikir " - Bagian (1)


Judul Buku    : Sebening Mata Hati
Penulis Buku : Asfa Davy Bya (Pemimpin Redaksi Majalah Az-Zikra)
Penerbit         : Hikmah (PT. Mizan Publika)


“Menanam Pohon di Surga”

-    “Di surga ada lembah-lembah tempat para malaikat menanam pohon-pohon ketika seseorang mulai berzikir kepada Allah. Terkadang salah seorang malaikat itu berhenti bekerja dan teman-temannya bertanya kepadanya, ‘Mengapa engkau berhenti?’ Malaikat itu menjawab, ‘Sahabatku telah kendor zikirnya.’ “
-    Abu Hurairah balik bertanya, “Apa yang kalian lihat?” Mereka menjawab, “Kami melihat sekelompok orang sedang berzikir kepada Allah Azza wa Jalla dan menbaca Al-Qur’an!” Abu Hurairah berkata, “Itulah warisan Resulullah saw.!”
-    Dia (baca: orang beriman) menikmati semuanya, bahkan ketika mendapatkan bencana dia bersyukur karena Allah sedang menegur dirinya. Dia sadar betul bahwa bencana adalah ketika dia berbuat maksiat.
-    Lihatlah, sementara para malaikat asyik menanam pohon untuk para pezikir di surga, di dunia ini pun sesungguhnya mereka tengah menikmati indahnya taman-taman surga melalui majelis-majelis zikir.
-    Rasulullah saw. bersabda, “Aku beritahukan kepadamu sebaik-baik pohon,yaitu bacaan ‘Laa haula walaa quwwata illaa billaah’ karena akan menyebabkan tumbuhnya pohon di surga.”
-    “Apabila zikir kepada-Nya telah menguasai hati manusia, maka ketika setan datang mendekati, ia akan menggeliat-geliat di tanah seperti halnya manusia menggeliat-geliat manakala setan-setan datang mendekatinya. Apabila ini terjadi, maka semua setan akan berkumpul dan mendatanginya seraya bertanya, ‘Apa yang telah terjadi padanya?’ Setan yang lain berkata, ‘Seorang manusia telah menghantam (dengan zikir)-nya!” (Imam Al-Qusyairy)

“Dan Cacing pun Bertasbih”
 
-    Tak [pernah sedetik pun bumi merasa bosan atau jenuh berputar, kecuali atas kehendak dan perintah Allah.
-    Rasulullah saw. malah memberikan bacaan zikir kepada putrid kesayangannya itu untuk diamalkan setiap hari, yang insya Allah akan lebih bermanfaat dan mulia ketimbang dengan memberikanya seorang pembantu.
-    Nabi Dawud a.s. pun menyesal telah meremehkan cacing. Dia takut, lantas bertaubat, dan bertawakal kepada Allah Swt.
-    “Sesungguhnya gunung akan memanggil gunung yang lain dengan namanya dan bertanya, ‘Apakah pada hari ini telah lewat orang yang berzikir kepada Allah Azza wa Jalla?’ Ketika dijawab, ‘Ya, ada.’ Maka gunung tadi pun bergembira.” (Sabda Nabi)

“Tangisan Zikir”
 
-    Kenapa menangis? Karena energi zikir ternyata dapat menguras kalbu seseorang untuk merenung, mengingat, dan menyesali dosa-dosa yang telah dilakukannya.
-    Konon, Malaikat Jibril tak pernah berhenti menangis.
-    Jibril menjawab, “Wahai Muhammad, air mataku tidak pernah kering sejak Allah menciptakan Neraka Jahanam karena aku takut apabila aku durhaka kepada Allah, maka Dia akan melemparkan aku ke dalamnya.”
-    Dikisahkan pada Hari Kiamat, didatangkanlah amalan kepada seorang hamba, ternyata kejelekan-kejelekannya lebih banyak. Lalu ia diperintahkan ke neraka. Kemudian, bulu matanya berkata, “Ya Allah, Rasul-Mu Muhammad saw. bersabda, ‘Barangsiapa yang menangis karena takut kepada Allah, Allah mengharamkannya dari api neraka.’ Karena itu, aku pun menangis karena takut kepada-Mu.” Malakat Jibril berkata, “Fulan bin Fulan selamat karena sehelai bulu mata.”
-    Seorang pezikir sejati tak pernah mengaku cinta kepada-Nya jika tak pernah merasa rindu dengan-Nya. Dia tak akan pernah mengaku rindu kalau tak pernah mengingat-Nya (zikrullaah) dan dia tak pernah merasa telah berzikir apabila belum meneteskan airmatanya.

“Hati yang Lalai”
 
-    Ego tidak memiliki keabadian. Sedangkan pikiran tidak dapat meraih dimensi cahaya di atas cahaya. Jadi zikir sesungguhnya adalah obat ruhani yang sekaligus merupakan inti perjalanan ruhani.
-    Jalan spiritual sebenarnya adalah jalan yang sederhana. Intinya adalah, “Kalbu mencari Allah dan Allah mencari kalbu.” Ia merupakan terjemahan ungkapan, “Dia mencintai mereka dan mereka mencintai-Nya.” Segala sesuatu merupakan kehendak-Nya. Zikir adalah kehendak-Nya dan kelalaian kita juga kehendak-Nya.
-    Karena itu, tidak setiap pejalan ruhani dapat menemukan jalan pulang, begitu banyak pezikir yang berpaling dari untaian zikirnya.
-    Jangan sia-siakan zikir kita dengan perilaku yang merugikan. Ingatlah pesan Nabi isa a.s. kepada kaumnya, “Wahai kaum wariyyun, bicaralah kepada Allah dengan banyak dan bicaralah kepada manusia dengan sedikit!”

2 comments:

Adi said...

ini dari buku karangan ust. Diva bia kan ,, kalau gak salah "Sebening mata hati"

Adi said...

ni dari buku ust. diva bia kan??