Judul Buku : Sebening Mata Hati
Penulis Buku : Asfa Davy Bya (Pemimpin Redaksi Majalah Az-Zikra)
Penerbit : Hikmah (PT. Mizan Publika)
Bab : Ibadah Penghuni Langit
“ Dari Umrah ke Umrah “
- Pada suatu musim haji, Imam Ali Zainal Abidin, cicit Rasulullah saw. ditanya oleh salah seorang sahabatnya yang gembira dengan banyaknya jamaah haji pada tahun itu. Tetapi yang ditanya tak menunjukkan kegembiraannya, seraya berkata, “Memang banyak jamaah haji, tetapi hanya sedikit yang beribadah haji.” Beliau melanjutkan, “Justru banyak di antara jamaah haji yang hadir di sini berbentuk seperti hewan.”
Penulis Buku : Asfa Davy Bya (Pemimpin Redaksi Majalah Az-Zikra)
Penerbit : Hikmah (PT. Mizan Publika)
Bab : Ibadah Penghuni Langit
“ Dari Umrah ke Umrah “
- Pada suatu musim haji, Imam Ali Zainal Abidin, cicit Rasulullah saw. ditanya oleh salah seorang sahabatnya yang gembira dengan banyaknya jamaah haji pada tahun itu. Tetapi yang ditanya tak menunjukkan kegembiraannya, seraya berkata, “Memang banyak jamaah haji, tetapi hanya sedikit yang beribadah haji.” Beliau melanjutkan, “Justru banyak di antara jamaah haji yang hadir di sini berbentuk seperti hewan.”
- Rasulullah saw. bersabda, “(Pelaksanaan) Umrah hingga urah yang berikutnya adalah pelebur dosa (yang dilakukan) di antara keduanya,” (HR Bukhari, Tirmidzi, dan An-Nasa’i).
- Sampai-sampai si Fulan yang hidup kesehariannya susah menjadi cemburu, “Apa iya ,hanya orang yang berduit saja yang akan dilebur dosa-dosanya, lalu bagaimana dengan kami yang melarat ini?”
- Saudaraku, umrah secara syar’I bermakna, berziarah ke Baitullah dengan melaksanakan tawaf di sekelilingnya, sa’I di antara Shafa dan Marwah serta mencukur rambut kepala dan memendekkannya. Umroh adalah salah satu ibadah sunah di antara sekian ibadah yang kita kenal. Pemahaman si Fulan tadi menunjukkan bahwa dia belum memahami makna ibadah secara hakiki. Padahal cukuplah bagi mereka yang tak mampu, melakukan ketaatan-ketaatan yang difardukan secara khusyuk, dengan menghadirkan hati. Seperti shalat misalnya, sudahkah shalatnya dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar. Kalau belum, jangan berharap banyak dengan hal-hal yang sunah. Sebab, shalatnya masih sebatas pada gerak ritual belaka, nuansanya masih menggugurkan kewajiban belaka.
- Hadis di atas janganlah hanya di artikan secara harfiah belaka, sebab jika begitu, ia hanya akan menjadi pajangan, tak mempunyai ruh sama sekali.
No comments:
Post a Comment