Thursday, April 8, 2010

“ Istigfar Meraih Rezeki “


Judul Buku       : Sebening Mata Hati
Penulis Buku   : Asfa Davy Bya (Pemimpin Redaksi Majalah Az-Zikra)
Penerbit             : Hikmah (PT. Mizan Publika)

Bab                     : Ibadah Penghuni Langit

“ Istigfar Meraih Rezeki “

-    Allah telah menjamin rezeki anak cucu Adam agar mereka berkonsentrasi mengabdi hanya kepada-Nya dan agar mereka tidak sibuk mencarinya sehingga lalai dari ibadah kepada-Nya. Allah Swt. berfirman, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku. Aku tidak menginginkan rezeki sedikitpun dari mereka dan aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Allah lah Yang Memberi rezeki dan memiliki kekuatan yang sangat kukuh,” (Q.S. Adz-Dzariyat [51]: 22-23).

-    Namun, tetap saja manusia merisaukan rezeki, sampai-sampai Syaikh Abu Al-Abbas Al-Mursi berkata, “Dua hal yang paling sering menghijab manusia dari Allah Swt., yaitu kerisauan terhadap rezeki dan kecemasan terhadap makhluk.” Lalu bagaimana caranya agar kita tidak terjerambap dalam kerisauan ini? Seorang sufi, Syaikh Ibnu ‘Atha’illah As-Sakandari berkata, “Ketahuilah, hanya orang yang diberi taufiklah yang terhindar dari hasrat untuk mengatur urusan rezeki. Orang seperti itu sungguh telah mendapatkan anugerah yang besar. Mereka benar-benar percaya kepada Allah sehingga mereka merasa tenteram dan senantiasa bersandar kepada-Nya.”

-    Menurut Al-A’az Al-Muzanni r.a., Nabi saw. bersabda, “Kadang kala timbul perasaan dalam hatiku. Maka aku beristigfar (memohon ampunan) kepada Allah sehari seratus kali,” (HR Muslim). Abu Hurairah r.a. juga mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Demi Allah, dalam sehari aku beristigfar dan memohon tobat kepada Allah lebih dari 70 kali,” (HR Bukhari).


-    Ibnu Taimiyah berkata bahwa istigfar itu memberikan manfaat bagi orang yang berdosa meskipun dia tidak bertobat. Dengan catatan ia selalu beristigfar. Sebab, meskipun tidak disertai tobat, kadang istigfar ini bisa membuka pintu dikabulkannya permohonan ampun seseorang.

-    Istigfar merupakan kebutuhan manusia, seperti kebutuhan manusia kepada rezeki. Karena itu, Rasulullah saw. mengatakan bahwa dengan memperbanyak istigfar, Allah akan melimpahkan rezeki seseorang. Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa terbiasa memperbanyak istigfar, Allah akan melepaskannya dari segala kesukaran, melapangkannya dari segala kesempitan, dan memberinya rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangkanya,” (HR Abu Dawud).

-    Para sufi sudah terbiasa menyandarkan dirinya kepada Allah melalui tobat dan istigfar. Dan ketika mereka membaca ayat-ayat berikut ini:
“Maka Aku katakana kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu --- sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun --- niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai. Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?” (QS Nuh [71]:10-13).

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di taman-taman (surga) dan mata air- mata air, sambil mengambil yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik. Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam. Dan pada akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah),” (QS Adz-Dzariyat [51]:15-18).

Maka bercucuranlah air mata mereka menyesali kelengahannya dalam hidup dan dia akan bersedih karena telah menyia-nyiakan keberadaannya di sisi Allah.

-    Syaikh Ibnu Atha’illah As Sakandari berkata, “Tak ada majelis bersama Allah yang paling bermanfaat bagimu selain majelis tempat engkau menyesali diri. Jangan menyesali diri sambil tertawa bahagia. Namun, sesalilah dirimu dengan jujur seraya menampakkan wajah suram, disertai kalbu yang sedih, kecewa, and perasaan hina. Apabila itu kaulakukan, pasti Allah mengganti kesedihan dengan keceriaan, kehinaan dengan kemuliaan, kegelapan dengan cahaya, ketertutupan dengan ketersingkapan”


No comments: